aku yakin akan itu, jalan itu, jalan yang baik bagiku, apakah ia yang memberitahuku? jiwaku meyakini itu. jalan itu, jalan yang biasa-biasa saja, kurasa adalah jalan yang benar menuju rencana itu.
sudah berkali-kali aku mengalami ini, ia terus memberitahuku, ia memberiku tanda jika jalan itu salah, bahkan kadang ia melarikanku untuk menghindarkanku dari bahaya yang akan menggangguku ke jalan yang benar menuju rencana itu. kadang aku berbelok sangat jauh, tetapi ia membenarkan arahku lagi, kadang ia membelokanku sementara waktu, jika ada bahaya di jalan itu. ya.. ujung jalan yang tesembunyi itu lebih berharga dari apapun.
hari itu aku terbangun karena kedinginan, ternyata celanaku basah, aku ngompol lagi. aku sudah kelas 4 SD tapi aku masih saja ngompol. kebiasaan ngompol itu harus aku bayar mahal, aku tidak boleh tidur di kasur, tiap malam aku harus bangun untuk buang air kecil, ayahku kadang mengikat karet gelang di jempolku agar aku terbangun tiap malam dan pergi ke toilet. sebenarnya aku agak susah untuk tidur, ditambah lagi aku harus tidur di tikar yang dialas oleh plastik, aku tidak menyukainya, kadang plastik itu aku singkirkan, tetapi jika aku ngompol lagi, aku pasti akan di marahi, aku tidak ingin ngompol, tetapi aku terus ngompol. setiap malam, aku susah tidur, dan aku menjadi penghayal dan pemimpi ditengah kesusahanku waktu tidur.. hari-hari itu sepertinya adalah awal dari hari-hariku.
hari sabtu, sepulang sekolah adalah hari yang paling bahagia, dengan perut kosong aku terburu-buru ingin pulang kerumah, sebelumnya aku harus berjalan kaki 2-3 km hingga sampai kerumah, salahku sendiri uang angkot telah aku habiskan untuk membeli kue dan air es. Jika ingin naik angkot jangan jajan, jika ingin jajan berarti pulang sekolah aku harus berjalan kaki, setiap hari aku harus memikirkan kedua pilihan tersebut. aku lebih sering jalan kaki, selain supir angkut di kota jayapura sangat sombong karena jarang mengangkut anak sekolah, aku tidak perlu menunggu dan bisa menghemat uang jika memang masih tersisa.
Sampai dirumah aku langsung menuju dapur, puji Tuhan ada ikan di mangkok, tanpa basa-basi kusantap dengan kecepatan tinggi. hari itu, hari yang sangat panas, aku sangat ingin membeli gorengan di depan rumah, es sirup di kios sebelah juga pasti sangat menyegarkan. Aku mengerti saat itu keadaan sedang susah, aku tidak boleh manja meminta ini dan itu.