hari itu aku terbangun karena kedinginan, ternyata celanaku basah, aku ngompol lagi. aku sudah kelas 4 SD tapi aku masih saja ngompol. kebiasaan ngompol itu harus aku bayar mahal, aku tidak boleh tidur di kasur, tiap malam aku harus bangun untuk buang air kecil, ayahku kadang mengikat karet gelang di jempolku agar aku terbangun tiap malam dan pergi ke toilet. sebenarnya aku agak susah untuk tidur, ditambah lagi aku harus tidur di tikar yang dialas oleh plastik, aku tidak menyukainya, kadang plastik itu aku singkirkan, tetapi jika aku ngompol lagi, aku pasti akan di marahi, aku tidak ingin ngompol, tetapi aku terus ngompol. setiap malam, aku susah tidur, dan aku menjadi penghayal dan pemimpi ditengah kesusahanku waktu tidur.. hari-hari itu sepertinya adalah awal dari hari-hariku.
pernahkah anda tidur sambil berjalan? aku rasa aku salah satu orang yang suka berjalan saat tidur, aku pernah menyadarinya saat aku berjalan dari kamarku menuju sofa diruang tamu, di pagi hari kadang aku sadar, "bukannya semalam aku tidur di dalam(kamar)?!" rumahku, aku suka rumahku, tetapi kadang aku tidak bisa lupa oleh cerita ibuku atau tanteku tentang "sesuatu" yang mistis di rumahku. diawali oleh cerita tetangga bahwa sebelum rumahku berdiri, tanah disitu sebelumnya adalah kuburan, di tempatku juga ada dukun beranak, aku tahu orangnya, ia juga sering menguburkan janin" itu di dekat rumahku. lokasi kamar mandiku adalah bekas kuburan seorang nenek gemuk yang berambut putih, dan penghuni rumahku adalah seorang kakek berambut panjang dengan jubah putih, semua cerita itu aku dengar dari ibuku. Ibuku bercerita kalau ia dapat melihat makhluk halus, dan mungkin hal itu menurun padaku, ibuku dilahirkan dengan "selimut"(masih terbungkus selaput), sewaktu aku dilahirkanpun begitu kata ibuku, dan katanya mereka yang terlahir begitu dapat melihat makhluk halus. aku tidak ingat apa aku benar-benar melihatnya atau aku hanya berkhayal,
seorang pria tanpa busana dengan wajah penuh darah di jendela ruang tamuku...
seorang wanita muda yang tidak mempunyai gigi yang tersenyum padaku..
seorang nenek yang terbang di pagi hari..
asap tebal yang mengelingiku dan orang-orang kerdil itu..
bayangan gelap seperti pria dewasa yang berdiri didepanku..
aku melihatnya..
mistis sewaktu itu, sekarang aku hanya bisa menertawainya.. bawang merah, bawang putih, dan dedaunan yang ditemukan di dalah bohlam lampu rumah kami, yang kemudian di kencingi oleh kakakku dan kemudian terbakar.. dedaunan di kain putih yang tekubur di depan pintu rumahku, sampai seorang kakek yang menyebarkan asap dirumah kami untuk mengusir roh halus, aku tidak mengerti semuanya itu, aku pernah diajak ayahku menemui seseorang, selain uang kami membawa ayam hitam, uang 5 rupiah, dan beberapa hal yang tidak aku ingat, waktu itu aku sedang menderita patah kaki, ia mengambil darah pada kakiku dengan sebuah pisau yang sangat antik menurutku dan kemudian meletakkannya pada kain putih, banyak orang yang "berobat" padanya, saat itu aku senang karena kemana-mana aku digendong papaku, kakiku masih sakit. saat itu, saat dimana rumah sakit itu lama dan mahal.. bukan salah siapa-siapa..
ah.. hari-hari itu, hari-hari dimana aku mulai belajar firman Tuhan di sekolah minggu, hari-hari pertumbuhanku dimana aku belajar kalau Tuhan adalah tempat meminta dan berharap, hari-hari dimana aku belajar kalau hanya Tuhan yang bisa melakukan segalanya, hari-hari dimana aku belajar tentang yang dilarang olehNya dan yang berkenan di hadapanNya, hari dimana aku berkenalan dengan Sahabat sejatiku, tempatku berharap, mengeluh, meminta, bersyukur, bersandar dan semua hal lainnya, sahabat sejati itu, yang tidak pernah meninggalkanku, Yesus namaNya.
Rudolf S Bonay
landwehrstr 61, Bremen
sesaat setelah meminum paracetamol.
0 komentar:
Post a Comment