Hari masih subuh ketika kami bermain bola di tengah jalan. Mumpung belum banyak mobil yang lewat didepan rumah kami yang berdiri persis di pinggir Jalan Karel Satsui Tubun Argapura. Saat itu kami masih bisa bermain di jalan, entah itu bermain bola, bulu tangkis, sepeda atau hanya sekedar berjalan-jalan. Main di jalan memang menyenangkan walau terkadang berbahaya saat kaki kami tergelincir di aspal,  saat itu di tahun 90an masih belum banyak kendaraan yang lalu-lalang. Lapangan bola yang terletak tidak jauh dari komplex kami juga masih bisa menjadi tempat bermain buat kami.

Sekarang jauh berbeda, hampir setiap jam kontainer melewati jalan depan rumah kami mobil-mobil mewah juga sudah menjamur. Anak-anakpun sudah tidak memiliki lahan untuk bermain, apalagi lapangan dekat rumah kami sudah diberi pagar yang tinggi mengelilingi lapangan, kaget aku melihatnya, karena hampir semenjak lulus SMP aku tidak pernah mengunjungi lagi lapangan Argapura tempat bermain dulu.

Lebih sedih lagi melihat anak-anak jaman sekarang. Mungkin benar kata temanku, sudah susah mencari anak Papua yang jago lari di jayapura. Di Argapura, beginilah yang aku lihat, anak-anak bukan lagi bermain tetapi sibuk mencari uang. Remaja bukan lagi olah-raga tetapi merusak diri dengan minuman keras, pergaulan bebas, kriminal dan hal-hal memprihatinkan terjadi di lingkungan kami, lingkungan tempatku tumbuh besar dulu.

Jayapura semakin maju, sudah seperti di Jawa. Yang lain maju, yang lain terhimpit oleh perkembangan jaman. Adik-adik di argapura bukan tidak mampu bersaing tetapi terlalu sibuk pikirkan ekonomi, adik-adikku bukan tidak ingin maju, tetapi terhimpit masalah keluarga. Terlalu komplex jika ingin mencari akar permasalahannya. Jika bisa berbicara dari hati ke hati dengan mereka, hanya satu yang ingin aku sampaikan, berubahlah!. Tidak ada yang bisa merubah diri kalian selain diri kalian sendiri, yang bisa menolong diri kalian hanya diri kalian sendiri. Berubahlah! Majulah! atau setidaknya berpikirlah untuk maju!.

Jayapura kota milikmu. Kota harapan kepunyaanmu. Mall-Mall Besar dan Ratusan Ruko itu dibangun untukmu juga. Kami jadi penonton, kami terpinggirkan, tidak ada yang membela hak kami. Bank tidak lagi percaya pada kami, pejabat hanya pentingkan konglomerat, kami terhimpit, kami malu, kami asing di tanah kami sendiri, Kami dianggap bodoh, pemalas, tidak becus. Tapi sampai kapan?? berubahlah!! Majulah!! Berpikirlah untuk maju atau setidaknya bekerjalah bukan cuma keras, tapi bekerjalah dengan pintar!.

Hari masih siang, masih ada waktu untuk berubah. Pergi jemput bola, jangan hanya menunggu!


0 komentar:

Followers