Malam itu bapak membangunkanku lagi, ia mengantarku ke toilet untuk buang air kecil, waktu kecil aku sering ngompol, kadang aku tahan rasa buang air kecilku hanya karena aku takut ke toilet. Maklum toilet rumah kami letaknya di belakang dan agak gelap karena hanya dihiasi lampu kecil yang redup. Setiap pagi aku bangun, pasti bapak sudah bangun duluan. Pagi itu mungkin ia sedang membaca buku-buku rohani atau ia hanya makan Pinang sambil memandangi jalan.

Bapak, ia jarang ngobrol, ia juga jarang bertanya kondisi kami anak-anaknya, itu sudah sifatnya. Kalau bertanya kondisi kami mungkin cuma sepatah dua kata. Apalagi berbicara lewat telepon, ia jarang menelpon, akupun sebenarnya tidak terlalu gemar berbicara di telepon, mama yang sering menelpon dan berbicara panjang lebar, kalau bapak, ia jarang berbicara di telepon, jangankan di telepon, kami memang jarang bercakap-cakap.

Di waktu senggang hampir sebagian besar waktuku aku habiskan didepan komputer, kebiasaan ini dimulai sejak aku merantau ke jakarta, salatiga, jogja hingga ke jerman. Komputer pertamaku adalah sewaktu aku duduk dikelas dua SMA, aku membeli sendiri CPU dari uang hadiah setelah aku mengikuti OSN 2005 di jakarta dan mendapat medali. Uang itu kemudian aku titipkan ke guruku yang mengerti banyak tentang komputer, waktu itu tujuan aku membeli CPU adalah untuk menonton video dan bermain game.

Followers