Setelah di jerman akupun memulai aktivitas akademikku yang sempat aku tinggalkan. Dimulai dari mengembalikan beberapa buku yang aku pinjam ke perpustakan, aku harus membayar denda hingga hampir satu juta rupiah dari sekitar 5 buku yang tidak aku kembalikan lebih dari dua bulan. Kemudian aku harus mempersiapkan diriku untuk menghadapi ujian beberapa hari lagi, waktu libur yang seharusnya aku gunakan untuk mempersiapkan diri sebelum ujian, tidak efektif aku gunakan karena penyakit yang masih aku derita. Aku tetap berusaha, ujian tetap kujalani walau aku tahu nilaiku pasti tidak begitu bagus.


Beberapa minggu di jerman, kondisiku tidak kunjung sehat, aku beberapa kali mengunjungi dokter untuk mengecek kesehatanku, namun sakit yang kuderita tidak juga kunjung sembuh. Ditengah penyakit yang melanda, aku harus diperhadapkan dengan situasi keuangan yang kian menipis, tabunganku semakin berkurang karena semakin banyak pengeluaran yang aku keluarkan untuk kesembuhanku, sedangkan masih banyak yang harus aku lunasi dengan biaya hidup yang tidak sedikit, asuransi, biaya sewa, dan lain sebagainya tentu sangat membebani. Beasiswa yang kuterima tentu tidak mencukupi untuk menutup seluruh biaya tersebut.


Setelah bergumul beberapa hari, aku memutuskan untuk kembali ke indonesia, aku akan melanjutkan studiku di jogja, dengan biaya hidup yang lebih murah, pasti aku akan bertahan hingga lulus nanti. Tekadku bulat untuk kembali ke indonesia dengan harapan aku akan kembali lagi ke eropa untuk melanjutkan jenjang studi S2 setelah aku lulus nanti.


Desember 2010, sesampainya di jogja, aku langsung ke UGM untuk menanyakan mekanisme untuk aktif kuliah di UGM setelah sebelumnya meninggalkan UGM karena studi di jerman, setelah proses yang panjang, aku kemudian diijinkan untuk kembali melanjutkan kuliah di jurusan kimia UGM. Aku dapat kembali kuliah pada bulan februari 2011, hal yang sangat menyejukan hati. Di jogja, hampir dua hari sekali aku ke rumah sakit Panti Rapih untuk berobat, dokter sebenarnya menyarankan untuk rawat inap namun aku tolak dengan pertimbangan biaya rawat inap yang mahal karena di indonesia aku tidak mempunyai asuransi kesehatan, dokter terlihat sangat hati-hati dalam menangani penyakitku, bahkan ia sangat jujur berkata bahwa belum dapat mendiagnosa penyakitku dan hanya memberikan vitamin agar berat badanku dapat naik. Aku disarankan memeriksa lengkap darahku, bahkan karena berat badanku yang turun sangat drastis, aku disarankan untuk memeriksa HIV, tetapi semua hasil pemeriksaan negatif. Semua saran dokter aku jalankan, aku kemudian disarankan untuk rontgen (foto) paru, setelah 2 minggu berobat jalan ia kemudian merujukku ke dokter paru. Benar saja, ternyata aku didiagnosa terkena penyakit paru dan harus rutin meminum obat hingga 6 bulan kedepan.


Dua minggu sekali aku harus kontrol ke dokter paru dan kondisiku setelah 1 minggu mengkonsumsi obat-obatan terasa semakin membaik, aku tidak lagi cepat capek dan sulit bernafas, perut dan badanku tidak lagi terasa sakit. Aku mulai menjaga kondisi badanku dengan olahraga ringan, makan makanan sehat dan memulai pola hidup sehat. Sudah cukup rasa derita akan penyakit ini, aku tidak ingin sakit lagi. Tuhan telah menjawab doaku demi kesembuhanku, tepat di hari natal & akan memasuki tahun baru 2011 Tuhan telah menyembuhkanku.


Ditengah rutinitas dan kesibukanku di jerman, terkadang aku menjadi lupa untuk memprioritaskan Tuhan dalam hidupku. Aku sadar bahwa banyak kegiatan yang aku lakukan tidak semuanya berguna. Terkadang aku melakukannya tanpa berpikir. Kadang-kadang terpaksa. Kadang untuk melindungi diri. Penyakit yang aku derita membuatku menjadi "diam", berdiam diri untuk evaluasi dan mendengar. Mendengar kembali bagaimana pendapat Tuhan tentang arah hidup, prioritas dan kegiatanku- dan mendengar lagi apa kata hatiku.


Aku sadar bahwa aku harus mendengar hal-hal baru. karena aku tidak bisa membiarkan diri terbawa pusaran kegiatan tanpa henti yang sebenarnya buka bagian dari rencana Tuhan bagi hidupku dan yang hanya akan membuat aku berhenti menyatakan kreativitas dan kehilangan pusat kepedulianku.


Kembali ke Part 1

0 komentar:

Followers