Beberapa minggu yang lalu saat di gereja, pendeta memberikan sebuah pertanyaan ke jemaat "mengapa bunga di ladang mekar? ada yang menjawab "agar dihinggapi kumbang" ada juga yang menjawab "agar terlihat indah" dan banyak jawaban lainnya.

Pendeta itu tersenyum dan memberikan jawaban yang tidak diharapkan "bunga itu mekar karena memang dia ingin mekar". walau ia tidak dihinggapi kumbang, ia tetap ingin mekar, atau walau tidak dilihat orang ia tetap ingin mekar. ya.. bunga itu mekar tanpa alasan. Ia hanya ingin mekar.

Dulu saya pernah berkata pada kekasih saya yang sekarang sudah menjadi istri saya "jangan bertanya kenapa saya mencintaimu", saya berkata kepadanya kalau pertanyaan itu seperti menanyakan "kenapa hujan turun ke bumi?", hujan turun ke bumi karena sudah saatnya untuk hujan, tentu ada alasan ilmiah yang mendasari proses terjadinya hujan, tetapi hujan turun ke bumi karena memang sudah saatnya untuk hujan. saya mencintaimu karena memang saya ingin mencintai kamu!.


jawaban seperti , "karena dia ganteng/cantik", karena dia baik", karena dia kaya" atau "karena dia pintar" adalah jawaban yang menurut saya tidak tepat. Jika dia sudah tua (baca;jelek), atau jadi jahat, jatuh miskin, atau tiba-tiba lupa ingatan. Apa anda masih mencintainya?. mungkin jawaban seperti itu yang menyebabkan banyaknya perceraian akhir-akhir ini.

Tanpa kita sadari memang ada beberapa hal yang tidak memiliki alasan untuk kita melakukannya.


mengapa saya ingin berbuat baik?

mengapa saya ingin berprestasi?
mengapa saya mencintai?
mengapa saya ingin terus maju?
mengapa saya mau melayani?
mengapa saya ingin berhasil?

pertanyaan-pertanyaan seperti itu kadang tidak memiliki jawaban yang pasti, "saya ingin melakukannya karena memang saya ingin!.

Jika saya berbuat baik agar dilihat orang, berprestasi agar dipuji, melayani agar dihormati, perbuatan tersebut tanpa kita sadari adalah "Pencitraan". saya ingin berbuat baik, ingin melayani, ingin berprestasi karena memang saya ingin melakukannya. Masalah dihormati dan dipuji adalah akibat atau efek yang ditimbulkan, itu bukan tujuan kita. Sebab kalau hal tersebut dijadikan tujuan, kita akan kecewa jika apa yang kita harapkan tidak kita terima, dan perbuatan yang kita lakukan menjadi perbuatan yang tidak tulus.

sekarang mari kita instropeksi diri, apakah perbuatan yang kita lakukan itu pencitraan atau bukan?

0 komentar:

Followers