Edisi Bunga
Cinta pergi cinta datang
tajam seperti pedang
menusuk menyayat hati
tapi cinta indah sungguh mati
Wanita indah pengobat hati
berseri menyejukan jiwa
sekarang banyak bunga yang mati
zaman gila semua sakit jiwa
yang satu pergi yang lain datang
tidak ada lagi yang sejati
cahaya remang tanda petang
duduk tenang instropeksi diri
jomblo tolol dungu seorang diri
cerewet gembrot tukang maki-maki
ketemu saling jatuh hati
oh cinta lucu sekali
Edisi Bunga
Riani bunga hati, seperti bidadari
turun ke bumi, indah sekali
seperti mimpi, wajah berseri
engkau putri, ku mau menghampiri
Riani indah sekali
bunga menari, mentari berseri
burung bernyanyi, wajahmu menyinari
menyejukan hati
aku jatuh cinta lagi
kali ini cinta mati
riani bunga di hati
tumbuh di musim semi
perih menusuk bunga berduri
Cinta tak ada yang sejati
tapi aku cinta mati
mungkin kali ini sejati
hari sudah pagi
Riani, aku disini
aku suka sekali
aku cinta sepenuh hati
sepuluh hari berjalan kaki
ingin pergi menghampiri
kau ingin kutemui lagi
kali ini aku bawa hati
bunga hati, putih berseri
bergaun putih disinari mentari
putri bidadari turun ke bumi
itu Riani indah sekali
Edisi Bunga
Seperti pohon muda yang ditebang, sayang sekali. Pohon kebahagiaan di masa depan, terlalu sering diterpa badai, daunnya sudah berguguran. aku ingin menyiramnya, memberinya pupuk, tetapi kenapa kau tebang. ah.. sayang sekali. Ia sudah mati sekarang. oh.. mimpi bahagiaku hilang dibawa angin waktu.
kebun kita, kita tanam bersama tanaman-tanaman itu, kita pelihara bersama. Aku harus pergi sebentar, sabarlah, rawatlah kebun kita. Sayang seribu sayang, hasil keringat kita kau beri kepada orang lain, milikku kini bukan milikku lagi, kebunku sayang, hasil keringatku, kau bukan milikku lagi. mungkin kau terlalu lama kutinggalkan.
Bunga hati, layu tidak tumbuh lagi, tak ada yang menyirami, kini jadi racun di hati, menyiksa setiap hari, tetapi engkau tetap bunga, indah yang pernah tumbuh di hati. oh.. bunga hati, kenapa engkau pergi?.