tekanan itu membuatku dewasa, tekanan itu merubahku menjadi tegar, tekanan itu membuatku lebih mengerti, tekanan itu menekanku dan menuntutku untuk bertahan, tekanan yang menyengsarakanku itu kuharap akan membahagiakanku kelak, setidak-tidaknya tekanan itu membuatku menjadi orang yang tidak suka menekan.
hari itu aku menghubungi orangtuaku yang jauh disana, mereka jarang kuhubungi karena aku terlalu egois mengurusi urusanku sendiri. beberapa kali aku gagal bertanya kabar bapak secara langsung karena memang ia sedang tidak dirumah, "headset' itu hanya menempel ditelingaku seraya mendengarkan cerita mama yang memang suka bercerita, tidak lupa kutanya kabar saudara-saudaraku dan tidak lupa juga aku menceritakan keadaanku disini untuk formalitas kelengkapan bahwa aku sudah menelepon kerumah.
beberapa bulan kemudian aku menelepon lagi kerumah, hari itu kebetulan sekali bapak baru saja pulang. Kemudian aku berbincang-bincang dengan bapak, diawali dengan menanyakan kabar satu sama lain.
Hari ini aku terbangun tepat jam 4.30. tidak tau kenapa dalam tidurku aku bermimpi tentang masa kecilku dulu. sebenarnya tidak begitu jelas apa itu benar-benar mimpi atau hanya ingatan yang terlintas di benakku, tetapi setelah mimpi itu, aku jadi mengingat kembali masa-masa kecilku.
Kurasa aku adalah seorang yang cengeng, sewaktu kecil aku selalu menangis, kadang tangisanku itu tanpa sebab yang jelas; setelah terbangun dari tidur, jika situasi tidak menyenangkan, jika aku ketakutan, dan jika aku menginginkan perhatian dari orang tuaku. tetapi yang kupelajari dari kisah itu bahwa aku tidak boleh cengeng dan apa yang aku ingini tidak seterusnya dapat aku terima,
tangisanku itu hanya memberikan ayunan rotan dipunggungku atau cabe yang mendarat di mulutku. aku berpikiri bahwa, aku harus mengejarnya sendiri untuk mendapatkannya, tangisan itu tidak memberikan apa yang aku ingini. Setiap kali ketika aku berusaha untuk mencapai apa yang aku ingini, selalu kutemui kesusahan yang menghampiri bahkan kesusahan itu membuatku hampir-hampir saja putus asa, tetapi aku ingat lagi bahwa aku tidak boleh cengeng. aku ingat lagi masa-masa susah itu, semuanya telah aku lalui, ya.. semuanya sudah aku lalui dan semuanya itu aku lalui karena Tuhan mendampingiku. pagi itu kunyanyikan lagi lagu itu, lagu yang terus memberikanku kekuatan. Ya Tuhan, tiap jam...
tangisanku itu hanya memberikan ayunan rotan dipunggungku atau cabe yang mendarat di mulutku. aku berpikiri bahwa, aku harus mengejarnya sendiri untuk mendapatkannya, tangisan itu tidak memberikan apa yang aku ingini. Setiap kali ketika aku berusaha untuk mencapai apa yang aku ingini, selalu kutemui kesusahan yang menghampiri bahkan kesusahan itu membuatku hampir-hampir saja putus asa, tetapi aku ingat lagi bahwa aku tidak boleh cengeng. aku ingat lagi masa-masa susah itu, semuanya telah aku lalui, ya.. semuanya sudah aku lalui dan semuanya itu aku lalui karena Tuhan mendampingiku. pagi itu kunyanyikan lagi lagu itu, lagu yang terus memberikanku kekuatan. Ya Tuhan, tiap jam...
KJ.457. Ya Tuhan, Tiap Jam
Ya Tuhan, tiap jam
ku memerlukanMu
Engkaulah yang memb'ri
sejahtera penuh
Setiap jam, Ya Tuhan
Dikau kuperlukan
ku datang, Jurus'lamat
berkatilah