Dia berdiam diri di dalam kamarnya yang gelap, hanya satu lampu kecil menerangi kamar itu. dia menatap ke langit2 kamarnya sambil memikirkan dosa yang sudah di perbuatnya, ia memandang seekor cicak yang berdiam diri, dalam khayalan cicak itu bertanya kepadanya, 'mengapa engkau melamun dalam kegelapan?' dia memulai percakapan dengan cicak itu dan berkata 'mungkin selama ini tanpa aku sadari, aku hidup dalam kegelapan'. 'apa yang kau pikirkan sekarang?' sahut cicak itu, 'aku takut hidupku tidak berkenan di hadapanNya'.
Cicak itu tersenyum.. 'ckckc.. tahukah kau kawanku, aku sudah berkeliling dari rumah ke rumah dan menemui banyak anak manusia, suatu saat aku melihat seorang manusia yang hidupnya hanya memikirkan kesenangan dunia, ia memanjakan dirinya dengan kepuasan dan menjadi sahabat baik dunia ini, ia hanya memikirkan tentang dirinya dan kesenangannya, apa yang dilakukannya hanya menuruti keinginan dagingnya. suatu malam ia berbaring di tempat tidurnya dan menatapku, aku bertanya kepadanya, 'kawanku tidak takutkah engkau akan apa yang engkau lakukan?, apakah engkau tidak merasakan berat beban dosa dari perbuatan yang engkau lakukan?, sahut manusia itu kepadaku, 'apakah beban dosa itu? seberapa beratkah dosa itu? beritahu kepadaku hai penghuni dinding kamarku, sebab aku tidak pernah merasakan berat beban itu di pundakku', aku pun pergi meninggalkanya tanpa menghiraukan pertanyaanya.
Dengan sedikit berpikir dia bertanya kepada cicak itu,'mengapa aku merasakan hal yg berbeda dengan manusia itu? aku merasa bersalah dengan setiap dosa yang kuperbuat, akupun malu kepadaNya karna terus mengulang kesalahanku' apa yang salah denganku?,cicak itu senyum dan berkata, 'hai kawanku tahukah kamu mengapa aku meninggalkan manusia itu tanpa memperdulikan pertanyaannya, itu karena aku tidak ingin bercakap-cakap kepada orang yang sudah mati, dan aku senang bercakap-cakap denganmu karna engkau masih hidup, bukan seperti manusia yang kuceritakan tadi. dengan bingung dia menyahut,'apakah maksudmu hai cicak?', engkau manusia yang berakal budi, mengapa engkau tidak mengerti? tahukah engkau jikalau seseorang yang sudah mati tidak merasakan sesuatu apa-apa, apakah yang dirasakan orang mati jika engkau meletakan beban seratus kilogram diatas tubuhnya?, bukankah dia tidak merasakan apa2? demikianlah manusia itu, sebab rohnya sudah lama mati sehingga ia tidak merasakan beban dosa yang di perbuatnya, sesungguhnya jalan hidupnya adalah menuju kebinasaan, dan engkau, engkau masih hidup kawanku, hidup ini adalah perjuangan, berjuanglah terus dalam hidupmu agar berkenan dihadapanNya, janganlah menyerah dan jangan putus asa.
Cicak itu tersenyum.. 'ckckc.. tahukah kau kawanku, aku sudah berkeliling dari rumah ke rumah dan menemui banyak anak manusia, suatu saat aku melihat seorang manusia yang hidupnya hanya memikirkan kesenangan dunia, ia memanjakan dirinya dengan kepuasan dan menjadi sahabat baik dunia ini, ia hanya memikirkan tentang dirinya dan kesenangannya, apa yang dilakukannya hanya menuruti keinginan dagingnya. suatu malam ia berbaring di tempat tidurnya dan menatapku, aku bertanya kepadanya, 'kawanku tidak takutkah engkau akan apa yang engkau lakukan?, apakah engkau tidak merasakan berat beban dosa dari perbuatan yang engkau lakukan?, sahut manusia itu kepadaku, 'apakah beban dosa itu? seberapa beratkah dosa itu? beritahu kepadaku hai penghuni dinding kamarku, sebab aku tidak pernah merasakan berat beban itu di pundakku', aku pun pergi meninggalkanya tanpa menghiraukan pertanyaanya.
Dengan sedikit berpikir dia bertanya kepada cicak itu,'mengapa aku merasakan hal yg berbeda dengan manusia itu? aku merasa bersalah dengan setiap dosa yang kuperbuat, akupun malu kepadaNya karna terus mengulang kesalahanku' apa yang salah denganku?,cicak itu senyum dan berkata, 'hai kawanku tahukah kamu mengapa aku meninggalkan manusia itu tanpa memperdulikan pertanyaannya, itu karena aku tidak ingin bercakap-cakap kepada orang yang sudah mati, dan aku senang bercakap-cakap denganmu karna engkau masih hidup, bukan seperti manusia yang kuceritakan tadi. dengan bingung dia menyahut,'apakah maksudmu hai cicak?', engkau manusia yang berakal budi, mengapa engkau tidak mengerti? tahukah engkau jikalau seseorang yang sudah mati tidak merasakan sesuatu apa-apa, apakah yang dirasakan orang mati jika engkau meletakan beban seratus kilogram diatas tubuhnya?, bukankah dia tidak merasakan apa2? demikianlah manusia itu, sebab rohnya sudah lama mati sehingga ia tidak merasakan beban dosa yang di perbuatnya, sesungguhnya jalan hidupnya adalah menuju kebinasaan, dan engkau, engkau masih hidup kawanku, hidup ini adalah perjuangan, berjuanglah terus dalam hidupmu agar berkenan dihadapanNya, janganlah menyerah dan jangan putus asa.
dia menoleh ke arah lampu kamarnya yang redup dan menatap lampu itu tanpa berkedip, iapun memejamkan matanya dan sesekali membuka matanya, sejam berlalu tetapi ia belum dapat terlelap, terlalu banyak yang ia pikirkan sehingga hatinya resah, ia mempunyai terlalu banyak masalah dan ia merasa seakan-akan Tuhan telah meninggalkannya.
Cick..cick..cickcickcick, suara cicak di dinding kamarnya menyadarkannya, kembali ia menatap cicak itu dan terbawa ke dalam khayalan, dalam khayalannya ia bercerita pada cicak itu. 'tahukah engkau hai cicak yang bijaksana, sepanjang hidupku aku merasakan banyak berkat Tuhan, hampir setiap doaku di jawabnya dan apa yang aku minta selalu diberikanNya, aku merasakan hadirat dan kasihNya, hidupkupun selalu berhasil. tetapi lihatlah keadaanku sekarang aku diselimuti banyak permasalahan bahkan doaku sepertinya hanya aku ucapkan sia-sia di udara, Dia seperti menyembunyikan wajahNya dihadapanku, aku merasakan masa seperti masa kekeringan panjang yang melanda negri.
'ckckc..' cicak itu berjalan 3 langkah dan melihatnya, 'ckckc.. apakah yang menggelisahkan hatimu hai manusia?' belum cukupkah perbuatan ajaibNya dihadapanmu? mengapa engkau kurang percaya?.. dia menjawab:' hai cicak yang bijaksana beritahukan apakah maksud perkataanmu itu?'.. Engkau seorang yang pandai masakan engkau bertanya kepadaku seekor cicak yang hanya menumpang di rumahmu? lihatlah betapa sayangnya seorang ayah kepada anaknya ketika anak itu dalam masa pertumbuhannya, apa yang dimintainya selalu diberikan oleh ayahnya bahkan hal-hal yang egoispun di penuhi oleh ayahnya, sepanjang hari ayahnya memeliharanya dan memberikan yang terbaik kepadanya, seorang anak kecil ini bangga akan ayahnya dan merasakan selalu kehadiran ayahnya disampingnya. anak itu pun beranjak dewasa, ayahnya telah mengajarinya banyak hal dalam kehidupan dan ayahnya yakin bahwa anaknya dapat melaksanakan hidupnya dengan baik dan membawa kebanggaan baginya, ayahnya mempercayakan kehidupannya untuk ia jalani. sepanjang hidup dewasanya ia mengalami banyak hal yang menyulitkannya, apa yang ia minta kepada ayahnya tidak lagi dipenuhi oleh ayahnya, dalam kesulitannya ia berteriak kepada ayahnya tetapi ayahnya seperti memalingkan telinganya, iapun berusaha menjalani hidupnya dalam kesusahan dan belajar dari kehidupan yang di jalaninya sambil terus berseru kepada ayahnya, hari lepas hari ia menjadi seorang yang kuat, seorang yang boleh dikatakan benar-benar dewasa dan seseorang yang hidup menyenagkan hati ayahnya, iapun mengerti kalau ayahnya tidak pernah meninggalkannya sendirian dan apa yang trjadi dalam hidupnya adalah rencana seorang ayah yang hebat yang terus memandang kehidupan anaknya walau ia kadang tidak mengetahui hal itu.
suasana menjadi hening beberapa saat, sambil tersenyum bahagaia dia menyahut cicak itu,' hai cicak yang bijaksana, sekarang nyata bagiku kasih Tuhan dalam hidupku yang tidak bekesudahan, Ia yang dulu memberkatiku, Ia juga yang sekarang akan memeliharaku, Ia tidak berubah dulu, sekarang, dan selamanya sebab Ia adalah Tuhanku yang mengasihiku. ckckckc.. cicak itu tersenyum dan meninggalkanya. Dia memalingkan wajahnya menatap lampunya yang redup, memejamkankan matanya dan terlelap dalam tidurnya. (rudolf s bonay)
Cick..cick..cickcickcick, suara cicak di dinding kamarnya menyadarkannya, kembali ia menatap cicak itu dan terbawa ke dalam khayalan, dalam khayalannya ia bercerita pada cicak itu. 'tahukah engkau hai cicak yang bijaksana, sepanjang hidupku aku merasakan banyak berkat Tuhan, hampir setiap doaku di jawabnya dan apa yang aku minta selalu diberikanNya, aku merasakan hadirat dan kasihNya, hidupkupun selalu berhasil. tetapi lihatlah keadaanku sekarang aku diselimuti banyak permasalahan bahkan doaku sepertinya hanya aku ucapkan sia-sia di udara, Dia seperti menyembunyikan wajahNya dihadapanku, aku merasakan masa seperti masa kekeringan panjang yang melanda negri.
'ckckc..' cicak itu berjalan 3 langkah dan melihatnya, 'ckckc.. apakah yang menggelisahkan hatimu hai manusia?' belum cukupkah perbuatan ajaibNya dihadapanmu? mengapa engkau kurang percaya?.. dia menjawab:' hai cicak yang bijaksana beritahukan apakah maksud perkataanmu itu?'.. Engkau seorang yang pandai masakan engkau bertanya kepadaku seekor cicak yang hanya menumpang di rumahmu? lihatlah betapa sayangnya seorang ayah kepada anaknya ketika anak itu dalam masa pertumbuhannya, apa yang dimintainya selalu diberikan oleh ayahnya bahkan hal-hal yang egoispun di penuhi oleh ayahnya, sepanjang hari ayahnya memeliharanya dan memberikan yang terbaik kepadanya, seorang anak kecil ini bangga akan ayahnya dan merasakan selalu kehadiran ayahnya disampingnya. anak itu pun beranjak dewasa, ayahnya telah mengajarinya banyak hal dalam kehidupan dan ayahnya yakin bahwa anaknya dapat melaksanakan hidupnya dengan baik dan membawa kebanggaan baginya, ayahnya mempercayakan kehidupannya untuk ia jalani. sepanjang hidup dewasanya ia mengalami banyak hal yang menyulitkannya, apa yang ia minta kepada ayahnya tidak lagi dipenuhi oleh ayahnya, dalam kesulitannya ia berteriak kepada ayahnya tetapi ayahnya seperti memalingkan telinganya, iapun berusaha menjalani hidupnya dalam kesusahan dan belajar dari kehidupan yang di jalaninya sambil terus berseru kepada ayahnya, hari lepas hari ia menjadi seorang yang kuat, seorang yang boleh dikatakan benar-benar dewasa dan seseorang yang hidup menyenagkan hati ayahnya, iapun mengerti kalau ayahnya tidak pernah meninggalkannya sendirian dan apa yang trjadi dalam hidupnya adalah rencana seorang ayah yang hebat yang terus memandang kehidupan anaknya walau ia kadang tidak mengetahui hal itu.
suasana menjadi hening beberapa saat, sambil tersenyum bahagaia dia menyahut cicak itu,' hai cicak yang bijaksana, sekarang nyata bagiku kasih Tuhan dalam hidupku yang tidak bekesudahan, Ia yang dulu memberkatiku, Ia juga yang sekarang akan memeliharaku, Ia tidak berubah dulu, sekarang, dan selamanya sebab Ia adalah Tuhanku yang mengasihiku. ckckckc.. cicak itu tersenyum dan meninggalkanya. Dia memalingkan wajahnya menatap lampunya yang redup, memejamkankan matanya dan terlelap dalam tidurnya. (rudolf s bonay)
0 komentar:
Post a Comment