Sore itu hujan rintik-rintik mengantar Patrik pulang ke asrama tempat tinggalnya, dia seorang mahasiswa yang hidup jauh dari kampung halaman dan keluarganya. Dengan lelah ia meletakan tas yang penuh dengan buku diatas meja belajarnya, dengan tergesa-gesa ia mengganti pakaian dan segera berbaring di tempat tidurnya dengan harapan lelah yang ia rasakan segera terobati. pikirnya: 'mengapa aku begitu lelah?', ''seandainya tadi nilai ujianku A, B atau setidaknya C, pastinya aku tidak frustasi seperti ini, frustasi ini membuat aku begitu lelah dan hanya ingin tidur saja rasanya, hmm.. tapi ujian belum selesai, besok ada 2 mata ujian yang harus kuhadapi, yah.. Tuhan tolonglah aku''.
Ia bangun dari tidurnya, menyandarkan punggungnya ke bantal dan duduk menatap cermin yang menempel di lemari tepat di depannya, ia pun mengutarakan keluhannya kepada bayangannya di cermin, dalam hatinya ia berkata :' hai kamu yang disana, bayanganku, apakah nasibmu sama denganku? bagaimana kehidupanmu di duniamu? aku tahu kalau kamu mempunyai kehidupanmu sendiri dan sekarang kamu sedang bercakap-cakap denganku bayanganmu dan akupun sedang bercakap-cakap denganmu bayanganku, iapun mendekati cermin itu dan melihat kedalam cermin, ia menyerongkan kepalanya agar dapat melihat situasi didalam cermin itu..' ya aku tau, km sedang melihat ke dalam kamarku, rasanya aku ingin memecahkan engkau cerminku.. apa katamu? kau ingin memecahkan cerminku? ya kita ini sama dan apa yang aku lakukan km juga akan melakukannya, di duniamu yang aku sebut dunia cermin dan di duniaku yang kamu sebut dunia cermin jg'' katanya sambil tersenyum sendiri.
Ia bangun dari tidurnya, menyandarkan punggungnya ke bantal dan duduk menatap cermin yang menempel di lemari tepat di depannya, ia pun mengutarakan keluhannya kepada bayangannya di cermin, dalam hatinya ia berkata :' hai kamu yang disana, bayanganku, apakah nasibmu sama denganku? bagaimana kehidupanmu di duniamu? aku tahu kalau kamu mempunyai kehidupanmu sendiri dan sekarang kamu sedang bercakap-cakap denganku bayanganmu dan akupun sedang bercakap-cakap denganmu bayanganku, iapun mendekati cermin itu dan melihat kedalam cermin, ia menyerongkan kepalanya agar dapat melihat situasi didalam cermin itu..' ya aku tau, km sedang melihat ke dalam kamarku, rasanya aku ingin memecahkan engkau cerminku.. apa katamu? kau ingin memecahkan cerminku? ya kita ini sama dan apa yang aku lakukan km juga akan melakukannya, di duniamu yang aku sebut dunia cermin dan di duniaku yang kamu sebut dunia cermin jg'' katanya sambil tersenyum sendiri.
Ia kembali ketempat tidurnya dan berusaha untuk beristirahat agar lelah yang ia rasakan lenyap, pikirnya, ' kalau aku tidak istirahat, aku tidak dapat berkonsentrasi untuk belajar'. sejam berlalu namun ia masih melamun di tempat tidurnya, kembali ia menatap cermin dari tempat tidurnya dan pikirannya terbawa ke dalam khayalannya. dalam khayalan cermin menyapanya, 'apa yang terjadi padamu?' ini aku cermin teman sekamarmu, ceritakanlah padaku masalahmu. dia menjawab cermin itu, 'apa yang salah denganku?' aku selalu saja merasa iri hati dengan teman-temanku bahkan akupun sering frustasi karna apa yang aku capai sangat tidak memuaskan hatiku dan lagi mengapa teman2ku mencapai hal yang aku inginkan sedangkan aku sendiri tidak dapat mencapainya, prestasi akademik, wanita idaman, bahkan akupun iri dengan tinggi badan yang mereka miliki namun tidak aku miliki, aku selalu berusaha untuk tidak memikirkannya namun pikiran itu selalu menggangguku.
sesaat kemudian bayangannya keluar dari cermin dan duduk di tempat tidurnya tepat di samping patrik dan sambil tersenyum bayangan itu berkata: 'aku ini cermin dan aku mempunyai banyak rupa, banyak orang yang melihat dirinya padaku dan aku melihat bahwa pada dasarnya segala jerih payah dan keberhasilan orang didorong oleh rasa iri hati yang dimilikinya, kebanyakan aku melihat hidup mereka di gerakan oleh hal-hal yang tidak semestinya menggerakkan hidup mereka, rasa bersalah, benci, marah, rasa takut, materi, kedudukan, nama baik dan hal-hal lainnya, aku pun bingung dengan masing-masing mereka, apakah untuk itu tujuan hidup mereka??" Patrik menjawabnya dengan nada bertanya, 'Bukankah memang seperti itu kehidupan ini?', bayangan itu menatapnya dan berkata, 'kawanku.. benar katamu, kehidupan di dunia ini memang seperti itu", tapi semuanya itu bukanlah tujuan hidup ini, patrik kembali bertanya dengan nada penasaran,'kalau begitu apakah tujuan hidup itu? katakan padaku hai kamu bayanganku.
bayangannya tersenyum dan berkata pada patrix, "lihatlah kehidupan manusia yang tidak digerakan tujuan, hidupnya tiada makna dan ia berusaha menyenangkan hati semua orang, aku tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk berhasil tapi apa yang mereka lakukan adalah kegagalan, kenalilah tujuan hidupmu dan biarkan hidupmu digerakan olehnya. sahut patrik kepadanya, 'hai bayanganku bertahukan padaku apakah tujuan hidupku itu?.
aku ini bayanganmu masakan engkau bertanya padaku yang adalah bayanganmu. lihatlah seorang ibu yang menjahit pakaian yang indah, tak seorang pun tau untuk apa ibu itu membuat pakaian yang indah itu selain dia yang membuatnya, anak perempuan ibu itu bertanya kepadanya,'untuk apa ibu membuat pakaian yang indah itu', sambil tersenyum ibu itu menjawab, "anakku yang kukasihi, aku akan membuat pakaian yang indah yang aku rencanakan untuk hari pernikahanmu nanti ".
Patrik terdiam sambil memandang bayangannya, kata bayangan itu padanya, "mengapa engkau memandangiku? aku tidak dapat memberitahu tujuan hidupmu hanya Dia yang menciptakanmu yang mengetahuinya, satu hal yang ingin kuberitahu kepadamu, bahwa hidupmu ini bukan mengenai kamu, tetapi bagi kemuliaanNya yang menciptakan engkau, sebab segalah sesuatu diciptakan oleh Dia dan bagi Dia. bayangan itu tersenyum dan lenyap meninggalkan patrik.
sesaat kemudian bayangannya keluar dari cermin dan duduk di tempat tidurnya tepat di samping patrik dan sambil tersenyum bayangan itu berkata: 'aku ini cermin dan aku mempunyai banyak rupa, banyak orang yang melihat dirinya padaku dan aku melihat bahwa pada dasarnya segala jerih payah dan keberhasilan orang didorong oleh rasa iri hati yang dimilikinya, kebanyakan aku melihat hidup mereka di gerakan oleh hal-hal yang tidak semestinya menggerakkan hidup mereka, rasa bersalah, benci, marah, rasa takut, materi, kedudukan, nama baik dan hal-hal lainnya, aku pun bingung dengan masing-masing mereka, apakah untuk itu tujuan hidup mereka??" Patrik menjawabnya dengan nada bertanya, 'Bukankah memang seperti itu kehidupan ini?', bayangan itu menatapnya dan berkata, 'kawanku.. benar katamu, kehidupan di dunia ini memang seperti itu", tapi semuanya itu bukanlah tujuan hidup ini, patrik kembali bertanya dengan nada penasaran,'kalau begitu apakah tujuan hidup itu? katakan padaku hai kamu bayanganku.
bayangannya tersenyum dan berkata pada patrix, "lihatlah kehidupan manusia yang tidak digerakan tujuan, hidupnya tiada makna dan ia berusaha menyenangkan hati semua orang, aku tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk berhasil tapi apa yang mereka lakukan adalah kegagalan, kenalilah tujuan hidupmu dan biarkan hidupmu digerakan olehnya. sahut patrik kepadanya, 'hai bayanganku bertahukan padaku apakah tujuan hidupku itu?.
aku ini bayanganmu masakan engkau bertanya padaku yang adalah bayanganmu. lihatlah seorang ibu yang menjahit pakaian yang indah, tak seorang pun tau untuk apa ibu itu membuat pakaian yang indah itu selain dia yang membuatnya, anak perempuan ibu itu bertanya kepadanya,'untuk apa ibu membuat pakaian yang indah itu', sambil tersenyum ibu itu menjawab, "anakku yang kukasihi, aku akan membuat pakaian yang indah yang aku rencanakan untuk hari pernikahanmu nanti ".
Patrik terdiam sambil memandang bayangannya, kata bayangan itu padanya, "mengapa engkau memandangiku? aku tidak dapat memberitahu tujuan hidupmu hanya Dia yang menciptakanmu yang mengetahuinya, satu hal yang ingin kuberitahu kepadamu, bahwa hidupmu ini bukan mengenai kamu, tetapi bagi kemuliaanNya yang menciptakan engkau, sebab segalah sesuatu diciptakan oleh Dia dan bagi Dia. bayangan itu tersenyum dan lenyap meninggalkan patrik.
Patrik terbangun dari tidurnya, lelahnya sudah pergi meninggalkannya, ia bangun duduk di meja belajarnya dan memanjatkan doanya, "ya Tuhan, segala kemuliaan hanya bagiMu, ku tahu hidupku hanya untuk kemuliaan namaMu, pakailah hidupKu ya Tuhan biarlah yang kulakukan hanyalah untukmu, aku akan belajar untuk ujian besok dan semua itu kupersembahkan untuk Engkau, kebersyukur untuk semua yang terjadi dalam hidupku peganglah tanganKu ya Tuhan dalam menghadapi dunia ini, ampuniku atas kelemahanku, aku membutuhkan Engkau. amin". patrik membuka buku pelajarannya dan belajar dengan sukacita. (rudolf s bonay)
0 komentar:
Post a Comment