Ternyata sangat susah menjadi seorang Bapak yang baik. Memang terlihat mudah jika berteori, namun dalam prakteknya sangat sulit untuk dijalani, apalagi kondisi atau situasi emosi seseorang berubah-ubah dan terkadang dipengaruhi oleh kondisi lainnya seperti kondisi kesehatan, keuangan, permasalahan dan tekanan yang dialami dan tentu tidak bisa atau jarang dimengeri oleh keluarga dan sudah pasti tidak akan bisa dimengerti oleh anak-anak yang masih kecil.
Maafkan bapak, kadang Bapak terlalu keras kepadamu. Mungkin karena kamu nakal, atau berulah layaknya anak-anak. Sebenarnya bukan itu masalahnya, masalahnya adalah tekanan yang bapak alami, tekanan yang muncul mungkin terkait pekerjaan, mungkin terkait usaha, atau terkait kesehatan bapak dan yang terutama pergumulan yang sedang bapak alami terkait kehidupan pribadi Bapak yang tidak bisa bapak jelaskan. Itu yang membuat kadang Bapak terlalu keras kepadamu, atau bapak kurang memberi perhatian kepadamu atau bapak kadang menyakitimu.
Bapak yang salah. Tetapi untuk semuanya itu, terima kasih masih mencintai bapak, untuk semua kejelekan dan keburukan dan sifat egois bapak. Terima kasih karena tetap memberikan sayangmu, terima kasih untuk tetap menghormatiku dan terima kasih karena memberi kelegaan dihati Bapak dengan keluguanmu dan dengan kecerdasanmu anak anakku sayang.
Istriku yang baik. Maafkan aku. Yang mungkin sering mengabaikanmu atau terlalu menyusahkanmu. Terima kasih telah mengurus anak-anak kita. Hidup seperti ini saja sudah cukup bagiku, dan mari kita cukupkan hidup kita dengan apa yang ada pada kita. Begini saja aku sudah bahagia. Akupun berharap engkau bahagia saat ini dan terus selamanya.
Mama, saat ini kesehatan itu terlebih penting dibanding hal lain dan mungkin aku masih menyusahkanmu sampai hari ini. Sampai saat ini aku masih belum mengerti, aku harus jadi seperti apa agar membuatmu bahagia. Mungkin menjadi seorang PNS bukanlah harapanmu kepadaku, aku tidak tahu.
Tuhan, kehendakMu jadilah...
Jayapura, 20-04-2016
Disaat Gelap
0 komentar:
Post a Comment