Mereka Ada

bulan, apakah engkau mengikutiku? mengapa engkau mengikuti langkahku kemanapun aku pergi? engkau tetap indah, engkau tetap sama.

rumput-rumput itu berkata kepadaku, "sampai jumpa! sampai jumpa!" mereka melambai-lambai kepadaku ketika aku pergi ke bandar udara. aku tersenyum kepada mereka dan berkata " sampai jumpa!"

Bintang itu, yang paling bersinar. bintang itu, aku telah memilihnya menjadi milikku, ia tetap berada disana dan tak pernah pindah, ia yang paling bersinar, bintang itu, aku telah memilihnya menjadi milikku, aku masih melihatnya bintang kepunyaanku.

Semua Indah


mungkin suatu saat aku kaget dan terbangun dan menyadari kalau semuanya hanyalah mimpi. ah lucu sekali hidup ini..

hari itu aku berjalan jalan di kota, setelah hari yang membosankan dan jenuh di universitas, kurasa saatnya untuk sedikit santai dan menikmati cuaca yang tumben sedang bagus. Hari itu di bremen.

setelah keliling kota bremen yang kecil, aku masuk di gereja tua yang megah itu, gereja itu tempat aku beristirahat, termenung, sambil mendengar musik khasnya ditemani oleh para lansia, kulihat kearah salib kristus yang indah itu, aku terpesona, betapa baiknya Tuhan itu.

ah lucu sekali..

kaleng bekas itu kumasukan ke karung bersama teman-temanku, kami memasukan batu ke dalam kaleng yang kemudian di pres agar sewaktu ditimbang agak lebih berat dan tentu saja menghasilkan uang yang lebih banyak. Kami juga suka menguliti kabel listrik yang dibawa temanku entah darimana hanya untuk mendapatkan tembaga untuk dijual.

Natal tiba, saatnya untuk operasi di pasar, operasi besar-besaran para pencuri cilik yang tidak punya uang untuk membeli kembang api. Sebelum mencuri kami mendengar arahan dari sang master teman kami yang paling ahli, sarannya pakailah celana yang memiliki banyak saku, kalau perlu pakai jaket, semakin banyak saku semakin banyak kemungkinan untuk menyembunyikan hasil, sasaran empuk adalah pedagang yang sedang sibuk melayani pelanggan, bekerja-samalah dan saling membantulsh.

jadilah hebat, jangan penakut, jika dipalak seseorang yang lebih besar darimu, larilah secepat mungkin, kemungkinan dia malas untuk mengejarmu, lagipula dia tahu kalau uang disakumu tidak seberapa, kalau dipalak seseorang yang kira-kira seumur denganmu, lawanlah, gertak nyalinya, kemungkinan nyalinya akan ciut dan menakutimu.

harus pintar berbicara dan bermain sandiwara, kalau tertangkap basah sedang mencuri, jangan panik dan lari, berpura-puralah ingin membelinya, keluarkan dompetmu yang kosong itu, tawar-menawar dengan si pedagang, dan berpura-pura kalau harga tidak cocok, pergilah dengan santai, stay cool.

memang..

Mukhlis temanku yang sama-sama mempunyai hobby memancing ikan, kami selalu mancing bersama dan menikmati hasil kami bersama-sama, dia hebat dalam memancing, memang nenek moyang kami adalah pelaut, dia orang makassar kelahiran papua.

Setelah bosan mancing dilaut, kami mendapat lokasi terbaru memancing ikan mujair, dengan umpan cacing tanah hasil kami lumayan banyak, tetapi walau banyak ikan mujair itu sangat kecil, hari pertama kami menggoreng ikan itu, aku membersihkannya dia menyiapkan nasi dan bumbu khasnya untuk makan malam kami. Esoknya hasil kami sama, ikan di tempat itu semuanya masih kecil-kecil, kami melihat kolam besar di depan sebuah rumah, kami memandangi kolam itu, ikan mujair gemuk memamerkan tubuhnya, "ini kolam privat punya orang, kalau kami memancing disini pasti kami akan dimarahi", aku masih berpikir mukhlis sudah membuang pancingnya belum satu menit dia sudah mengangkat 4 mujair gemuk, pancingnya memang memiliki 2 kail, sekali buang pancing dia bisa mendapat 2 ikan, tanpa basi-basi akupun mengikutinya, ah kenyang sekali malam itu.

kupandang pesawat itu, ah tinggi sekali pesawat itu terbang, kemana ia akan pergi, pastinya ia pergi ke tempat yang jauh. aku tidak pernah naik pesawat, "orang yang naik pesawat pastilah adalah orang-orang hebat" pikirku saat itu. Pesawat suatu saat aku akan menaikimu.

edisi dialek

baiklah menulis lagi. Oleh karena latar belakang penulis blog ini yang sempat hidup beberapa tahun di beberapa tempat yang berbeda dengan penggunanaan dialek indonesia dan bahasa yang berbeda, penulis sempat bingung menggunakan bahasa tulis yang tepat dalam arti dapat dinikmati oleh pembaca. Jika anda menelusuri blog ini dengan seksama penggunaan kata ganti penulis sebagai orang pertama terkadang menggunakan kata "saya" atau "aku". penggunaan dialek sebisa mungkin diminimalisasikan.


saya lahir dan besar di Papua, lebih tepatnya di jayapura, kota indah yang dihidupi oleh orang dari berbagai suku, entah suku-suku dari papua atau dari luar pulau papua. menurut saya, dialek papua sebenarnya adalah bahasa indonesia yang diucapkan sesuai dengan mulut orang papua yang di pengaruhi oleh bahasa daerah dan sedikit dari bahasa belanda. dialek papua sebenarnya tidak begitu sulit jika didengarkan dengan seksama, kesulitannya adalah karena pembicara dialek ini berbicara dengan kecepatan bicara diatas kecepatan rata-rata bahasa indonesia ucap. Walaupun di sekolah kami diajarkan bahasa indonesia yang baik dan benar, tetapi penggunaan dialek menurut saya perlu dilestarikan sebagai identitas suatu daerah.


saya 15 tahun ketika berangkat ke jakarta dan tinggal beberapa tahun disana, disana saya berteman dengan beberapa orang papua yang cara berbicaranya mirip dengan saya. Cara berbicara kami dianggap kasar, walau bagi kami biasa-biasa saja. Di tempat kami tinggal ada beberapa guru yang berbahasa indonesia baik dan benar (EYD), mungkin karena mereka adalah guru, tetapi cara berbicara anak muda disana sangat berbeda, atau dengan kata lain cara berbicara mereka mirip dengan apa yang kami nonton di tv dulu sewaktu di papua, film-film anak muda, presenter acara tv (mtv,dsb). Bagi kami meniru cara berbicara seperti itu tidak begitu sulit, karena sudah sering kami lihat dan dengar di tv. Dipandang perlu untuk mengerti dialek setempat agar tidak mengalami kesulitan dan lebih hangat dalam bergaul. pernah saya tidak jadi membeli barang karena tidak mengerti apa itu gocap, goceng, seceng, dll. begitulah..


hijrah ke jogjakarta. ini kota favorit saya di pulau jawa, selain orang-orangnya yang ramah, cara berbicarnya juga sopan, lembut, pelan dan mudah dimengerti. bahasa jawa sangat sering dipakai, di warung makanan (warteg), kios, dan pedagang kaki lima mereka lebih suka berbahasa jawa, kadang harga barang bisa lebih murah jika anda bisa berbahasa jawa (tidak dianggap turis). Di kampus juga teman-teman saya sering berbicara dalam bahasa jawa jika kami sedang di kantin, di jogja saya juga mengubah cara berbicara saya agar sama dengan cara berbicara masyarakat disana walau terkadang secara tiba-tiba dialek papua keluar dengan sendirinya. saya pernah bekerja kelompok di laboratorium dengan teman, kami berdiskusi dan tiba-tiba teman saya berkata, "iya rudolf tapi jangan marah-marah begitu", saya kaget karena merasa saya sama sekali tidak marah atau berbicara kasar, untung ada teman dekat saya yang mengatakan kalau cara berbicara saya memamng seperti itu sehingga saya tidak jadi benar-benar marah. sudahlah..


Bandung lautan kembang. menurut saya kota ini lumayan padat dan terkenal dengan produk textilnya, kalau ingin mencari pakaian bagus dengan harga terjangkau, pergilah ke bandung. cara berbicara orang disini berirama, cepat tetapi sopan. jika di jawa kata "mas" sebagai kata ganti pria (yg masih muda), maka di bandung digunakan kata "aa'" , "mbak" diganti dengan kata "teteh" sebagai kata ganti wanita (muda). Di Bandung setiap anda memesan makanan pasti diberi teh tawar gratis, jika anda menginginkan teh manis, sebutlah dengan lengkap "teh hangat manis" atau "es teh manis" , perbedaannya dengan di jawa tengah jika anda memesan "es teh" sudah pasti di beri gula, bahkan kadang gula yang di berikan terlalu banyak sehingga tidak diadukpun sudah manis. walaupun banyak teh tawar di bandung, tetapi di kota ini anda pasti banyak melihat wanita manis, sehingga kota ini disebut kota kembang, kalimat terakhir tidak penting. baiklah..


ke surabaya..


kembali ke jakarta..


kembali ke papua.. penyesuaian lagi..


ke jakarta, ke jerman...


edisi dialek berikut : konflik dialek, penyesuaian dengan mayoritas.

Followers